Tuesday, January 2, 2018

Main dan Belajar Bersama Teman Home Schooling Pekalongan

Awal Desember lalu, beberapa member Institut Ibu Profesional Pekalongan mengadakan Kopdar di rumah mbak Zulmi. Dari acara itulah kemudian saya berkenalan dengan mba Nisa yang merupakan seorang praktisi Home Schooling. Selain menjadi praktisi ternyata mba Nisa ini juga membentuk komunitas Home Schooling Pekalongan. Dia juga yang kemudian mengenalkan dengan dan mengajak saya untuk bergabung dengan grup Home Schooling Pekalongan di applikasi Telegram.
Alhamdulillah, saya bersyukur sekali loh bisa bertemu dengan mba Nisa kemudian bergabung di komunitas Home Schooling Pekalongan, karena saya sudah cukup lama mencari-cari keberedaan komunitas ini disini melalui googling internet maupun searching di medsos.

Sempat kaget juga sih melihat banyaknya member komunitas ini, dari dulu saya kemana saja ya.. Memang benar ternyata, banyak kesempatan dan informasi bagus dan penting yang bisa terlewat kalau kita sibuk sendiri, oleh karena itu perluaslah jaringan berkenalan dengan banyak orang.

Ternyata grup Home Schooling Pekalongan ini sedang berencana mengadakan kunjungan ke Bank Sampah Kota Pekalongan, kunjungan ini dilaksanakan tanggal 27 Desember yang lalu. Saya pun ikut serta mengajak Yasmine. Selain untuk niat belajar, saya juga ingin berkenalan secara langsung dengan para praktisi Home Schooling lainnya, dan ingin mengenalkan Yasmine dengan teman-teman sebayanya.
Di acara tersebut, saya bertemu dengan mba Nisa beserta dua anak lelakinya; mas Faza dan adiknya, Mbak Olivia dengan Clarina dan Daniel, juga Mba Nisa #2 dengan dua anak perempuannnya. dari ketiga mbak-mabak kece tersebut, hanya mbak Olivia yang memiliki anak usia sekolah, sementara yang lainnya anak-anak balita dan toddler.

Acara di Bank Sampah Kota Pekalongan, pertama kali diisi oleh bincang-bincang dan perkenalan singkat dengan para pengurusnya. Sesi pertama, karena hanya teori, anak-anak pun terlihat sedikit bosan dan sibuk bermain sendiri sih, jadi para ibulah yang belajar banyak. :P
Dari acara bincang-bincang ini, saya jadi sedikit paham apa itu yang di maksud bank Sampah dan bagaimana cara menabung di Bank tersebut. Ternyata Bank sampah prinsipnya hampir sama dengan Bank normal, hanya saja bukan mata uang yang kita bawa kesana untuk ditabung melainkan SAMPAH. Yup, nasabah Bank dipersilakan membawa berkilo-kilo sampah plastik atau kardus untuk diuangkan yang kemudian disimpan dalam bentuk buku tabungan. Tapi, ada beberapa karakteristik sampah yang memiliki daya jual tinggi. Jadi, ga semua sampah plastik diterima ya, karena ada juga jenis plastik yang tidak ada harganya sama sekali sebesar apapun bentuknya.

Setelah sesi perkenalan dan teori, berlanjut ke sesi melihat alat pencacah botol plastik yang dimiliki oleh Bank Sampah ini. wah, anak-anak langsung semangat nih, begitupun dengan para ibu.
Ada dua alat pencacah yang dimiliki Bank Sampah Kota Pekalongan, dan kami para Home-schooler boleh menyaksikan bagaimana cara kerja mesin pencacah plastik. Mesin ini ternyata sangat berisik sekali jika digunakan loh, anak-anak sampai menutup kuping saat melihatnya. Awalnya saya pikir plastik yang dicacah akan berbentuk butiran halus, ternyata botol-botol akan berubah bentuk menjadi butiran cukup besar seperti kerikil.

Setelah puas melihat cara kerja mesin pencacah plastik, kami pun menyelesaikan acara kunjungan. Selanjutnya, acara diisi dengan foto bersama antara komunitas Home Schooling Pekalongan dengan pengurus bank Sampah Kota Pekalongan.

Yang membuat takjub saat acara ini adalah, bagaimana cara anak-anak berinteraksi. Walaupun belum kenal, Yasmine dan teman-teman tampak akrab sekali bermain. Tidak ada rasa canggung, mungkin malu sedikit, tapi cepat sekali menguap.
Benar sekali ya, anak-anak memang memiliki jiwa sosial yang bagus sekali. Jangan takut dengan pikiran "anak tidak punya teman, kalau tidak disekolahkan" karena, dimanapun dan kapanpun anak akan dengan mudah bersosialisasi. Dan, dari acara Home Schooling inilah saya jadi belajar banyak lagi tentang sifat anak yang satu ini.