Wednesday, February 14, 2018

Menggunkan Kata Jangan untuk Anak

"Kata jangan dan tidak boleh untuk yang diharamkan, terlarang, dan berbahaya."

Musim hujan seperti ini, kata "jangan" tampaknya jadi lebih sering muncul dari lisan mbah uti untuk Yasmine.

Apalagi saat melihat Yasmine dengan lincahnya berlarian melewati teras yang basah menuju ke area cuci untuk membuka keran dan membersihkan tangannya karena coklat better yang baru saja habis dimakan.

"Ibu ngilu, takut jatuh" Kata mbah uti kepadaku, ada sedikit nada mendesak yang tersirat untuk menghentikan polah Yasmine.

Saya hanya tersenyum menanggapinya dan berkata pada Yasmine untuk lebih berhati-hati dan memperhatikan langkahnya.
Cukup. Tidak ada larangan yang terucap, karena memang mencuci tangan sendiri bukanlah hal yang diharamkan, terlarang, dan berbahaya.

Beberapa hari yang lalu, disebuah forum online ada seorang ibu yang mengutarakan ketidaksetujuannya akan metode parenting yang tidak membolehkan orangtua mengucap kata larangan "jangan" kepada anak-anaknya.
Dan saya pun cukup tergelitik, karena tidak sepenuhnya setuju juga dengan penekanan metode tersebut.

"Ya bunayya, laa tusyrik billah." Ucap Luqman pada anaknya kala itu, yang diabadikan oleh Allah dalam AlQuran, untuk digunakan sebagai petunjuk yang jelas bagi semua orangtua muslim dalam mendidik anak-anaknya.

Jelas tertulis disana, larangan menyekutukan Allah dengan dzat lainnya. Karena hanya Allah, Rabbul Al amin yang satu-satunya di sembah oleh semua mahluk di bumi maupun langit.

Jelas pula diceritakan disana, seorang Luqman menggunakan kata "jangan" sebagai perintah sekaligus larangan untuk anaknya demi keselamatan dunia dan akhirat.

Lalu ketika Allah mengabadikan sebuah larangan dengan kata jangan, dari seorang ayah yang beriman, maka tidak pantas bagi saya untuk menghilangkan kata tersebut dalam pola pengasuhan anak sehari-hari.

Tapi, kapan seharusnya dua kata itu harus diucapkan kepada anak?

Cukup lama bagi saya untuk mengerti hakikat masalah ini.

Sampai akhirnya saya sampai ada pemikiran:
"Kata jangan dan tidak boleh untuk yang diharamkan, terlarang, dan berbahaya."

Diharamkan oleh syari'at islam. Terlarang dalam artian melanggar norma-norma dan undang-undang yang berlaku. Dan berbahaya, baik untuk dirinya sendiri maupun orang lkain.

Selainnya, semua adalah proses belajar yang tidak perlu dilarang, cukup diarahkan dengan memilih kata-kata yang memberi solusi dan positif.

Jadi, itulah kenapa saya tidak menuruti desakan ibu mertua untuk menghentikan langkah Yasmine. Karena bisa saja teriakan "jangan" dari lisan saya yang disertai sedikit emosi, menjadi penghambat proses belajarnya.
Pun ketika Yasmine terlihat ingin sekali bermain genangan air di depan rumah selepas hujan kemarin sore
Tidak ada alasan untuk saya melarang keinginannya belajar merasakan percikan air disela-sela jari kakinya, bukan?
Atau saat dia mulai menarik kursi plastik yang biasa digunakan sebagai alat bantu berdiri, agar bisa mencuci piring di keran dapur. Aduh, tak tega rasanya membentak dan menghentikan aksinya.

Ternyata banyak sekali proses belajar yang Yasmine lakukan hari ini, karena saya menahan diri untuk berkata " jangan dan tidak boleh".

Tapi pengalaman kemarin, memang berbeda dengan kejadian beberapa hari yang lalu saat Yasmine mulai marah-marah dan terlihat ingin memukul ayahnya.
Hari itu dengan tegas saya berkata "Jangan memukul orangtua ya, Yasmine. Allah melarang." Atau saat dia dengan rasa penasaran dan keaktifannya mencoba melongok dengan menaiki bak air kamar mandi, yang bisa saja membahayakan dirinya. Saat itu, saya pun berkata "Jangan ya, Yasmine. Itu berbahaya."
Dan, ternyata larangan pun bisa menjadi proses belajar, jika setelahnya saya memberikan alasan yang jelas.

*****

"Ibu, amish laper, mau masak telur." Ucap Yasmine dengan bahasa bayinya yang belum sempurna, sambil memegang sebutir telur yang dia ambil sendiri dari kulkas. Sementara mbah uti hanya melihat dari jauh dan menggelengkan kepala. Hanya batita jaman now yang mau masak sendiri, mungkin begitu pikir beliau.

Dan saya pun tertawa, lalu dengan semangat menjawabnya. "Yasmine mau telor dadar? Ayo kita masak bareng!"

#KelasMenulisCeritaAnak
#KelasMCA