Assalamualaikum,
Minggu lalu anak saya tepat menginjak umur 2 tahun. Diusianya
ini saya memutuskan untuk fokus melatih practical life skill sehari-harinya. Practical
life skill ini berupa:
- Membuka baju sendiri
- Memakai sandal sendiri
- Membuka sandal/sepatu dan kaos kaki sendiri
- Mengambil gelas berisi air minum sendiri di meja
- Menaruh baju kotor di keranjang
- Membuang sampah pada tempatnya
Skill harian tersebut saya sesuaikan dengan Checklist
Indikator Perkembangan Anak usia 2-3 tahun yang bersumber dari Konsep
Perkembangan PAUD Non Formal, Pusat Kurikulum Diknas, 2007. Dan diolah oleh
http;//www.rumahinspirasi.com
Melatih practical life skill untuk anak usia dini itu bagi
saya mudah, sedikit ribet, butuh kesabaran yang buanyak, dan susah kalau sudah “kepentok”
mood anak.
Mudah karena skill ini adalah kegiatan sehari-hari yang
kuncinya hanya satu, yaitu rutin. Kalau kita ingin anak mampu menguasai skill dengan cukup baik di usianya,
maka rutinkan setiap hari. Saya selalu
menyemangati diri sendiri agar tidak cepat bosan dan tidak mengambil jalan
pintas supaya cepat selesai dengan membantu anak sepenuhnya. Biarkan anak
menemukan sendiri caranya, hanya tawarkan bantuan ketika dia terlihat sangat
kesusahan untuk “menyelesaikan tugasnya”.
Sedikit ribet, karena untuk beberapa skill dibutuhkan
persiapan khusus. Baik secara material maupun mental. Seperti mengambil gelas minum
sendiri, saya selalu menyiapkan air minumnya didalam gelas plastik agar tidak
ada resiko gelas pecah. Selain itu, saya pasti akan menyingkirkan gelas kaca
lain agar tidak ada yang berada dalam jangkauannya. Untuk persiapan mental,
saya harus selalu meyakinkan orang disekitar-berhubung masih tinggal bersama
mertua-agar selalu memberikan kesempatan pada anak melakukannya sendiri. Karena
bagaimanapun nenek dan kakek cenderung suka memanjakan cucunya.
Butuh kesabaran banyak, karena bagaimanapun semua orangtua
pasti tahu bagaimana rasanya menghadapi anak usia dini. Setiap hari setiap
bangun tidur, sebelum memulai aktivitas dengan anak jangan lupa stok kesabaran
yang banyak ya. :D
Dan terakhir, ketika sudah “kepentok mood anak” saya selalu
berusaha untuk tetap tenang. Ada kalanya anak benar-benar muncul rasa malasnya,
dan tidak mau melakukan apa-apa sendiri bahkan untuk minum saja harus
dipegangin. Kalau sudah begini, biasanya saya cari cara untuk mengembalikan
moodnya jadi lebih semangat. Entah diajak main air, karena dia selalu semangat
kalau main air, nyanyi dan joget bersama-sama, atau memberikan snack yang dia
suka.
Dalam berkomunikasi dengan anak, saya berusaha senatural dan selembut mungkin berbicara dengannya dengan memakai bahasa mengajak bukan menyuruh.
Sejauh ini, perkembangan practical life skill anak saya Alhamdulillah cukup bagus. Sudah ada beberapa skill harian yang dia mampu mengerjakannya dengan sekali ajakan. Saya tidak berusaha agar dia sempurna, mampu saja sudah cukup. Goal terakhir dari practical life skill ini bagi saya adalah ketika dia mengerti tentang rutinitas harian, dan agar anak percaya diri bahwa dia mampu melakukan suatu pekerjaan dengan tangan dan kakinya sendiri sehingga kelak dia bisa membantu adik/ saudaranya yang lain.